Senin, 26 Maret 2012

KARENA BIAYA TINGGI, BANK RI BISA KALAH DI ASEAN



Perbankan di Indonesia bakal kesulitan bersaing seiring akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Salah satu kesulitan itu di antaranya karena Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) perbankan yang masih tinggi, yakni di atas 80 persen.

"BOPO rata-rata perbankan di ASEAN antara 40-60 persen. Dengan begitu, bank-bank di ASEAN akan mudah merebut pasar di dalam negeri," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ronald Waas, dalam seminar bertajuk "Mewujudkan National Payment Gateway," di Jakarta, Rabu 14 Maret 2012.

Menurut Ronald, ke depan Bank Indonesia akan mendorong perbankan untuk lebih efisien. Caranya dengan meningkatkan interkoneksi dan interoperabilitas dalam sistem pembayaran.

"Dari perspektif sistem pembayaran, Indonesia perkembangannya cukup bagus dan kami diperhatikan negara-negara lain," jelasnya.

Ke depan, Ronald berharap Indonesia akan menjadi yang terdepan dalam sistem pembayaran. Apalagi, saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa, atau separuh dari penduduk ASEAN sebanyak 500 juta jiwa. Dengan kekuatan jumlah penduduk itu, Indonesia dapat memimpin pasar sistem pembayaran di ASEAN. Indonesia termasuk negara yang maju dalam hal transaksi pembayaran menggunakan kartu.

Saat ini, pengguna ATM atau kartu debit sebanyak 63,6 juta, sedangkan kartu kredit 14,5 juta. Totalnya, 78 penduduk memiliki kartu untuk transaksi pembayaran.


SUMBER : http://bisnis.vivanews.com/news/read/296207-biaya-tinggi--bank-ri-bisa-kalah-di-asean

Tidak ada komentar:

Posting Komentar