Empat bank di AS, termasuk Citigroup, gagal lulus tes ketahanan perbankan (stress test). Ujian terkini dari Bank Sentral AS itu untuk mengetahui apakah bank-bank yang bersangkutan sudah siap bila sewaktu-waktu dihantam guncangan keuangan.
Menurut stasiun berita BBC, The Fed (Bank Sentral AS) mengumumkan bahwa empat bank itu adalah Citigroup, SunTrust, Ally Financial, dan MetLife. Dalam uji ketahanan perbankan, mereka gagal menyediakan modal minimum yang dipersyarakatkan The Fed untuk bertahan dari krisis baru.
Padahal, Citigroup merupakan bank terbesar ketiga di AS. Mayoritas dari 19 bank peserta tes itu lulus.
Menurut The Fed, mereka yang menjalani tes itu dalam posisi yang lebih kuat ketimbang pada masa krisis keuangan 2008. Secara berkala The Fed menguji kemampuan para bank dalam menghadapi krisis serupa, yang sempat membuat tingkat pengangguran di AS melonjak hingga 13%, harga saham-saham turun 50%, dan harga rumah anjlok 21%.
Daya tahan para bank itu diukur dari nilai "penyangga" aset-aset berkualitas terbaik, yang dikenal sebagai modal Lapis 1. Modal ini paling vital dalam menghadapi krisis keuangan.
Menurut The Fed, rasio modal Lapis 1 Citigroup hanya 4,9%, Ally Financial 4,4%, Suntrust 4,8%, dan Metlife 6%. Persentase itu masih di bawah ambang minimum. Bank AS yang memiliki rasio modal Lapis 1 tertinggi adalah Bank of New York Mellon sebesar 13,1% dan American Express 10,8%.
Pengamat dari FTN Financial New York, Chris Lowe, menilai bahwa tidak lulusnya Citigroup pada ujian kali ini adalah mengalami masalah di Eropa, yang sedang dilanda krisis utang.
Digelar sejak 2009, uji daya tahan perbankan ini merupakan peringatan bagi bank-bank yang bermasalah untuk segera memperbaiki kinerja mereka, terutama dalam pemenuhan modal minimum.
Tes ini segera berdampak bagi harga saham bank-bank yang bersangkutan. Hasil ujian itu juga berpengaruh pada pembagian deviden kepada para pemegang saham perbankan.
SUMBER : http://dunia.vivanews.com/news/read/296069-empat-bank-as-gagal-lulus-uji-daya-tahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar