Minggu, 22 April 2012

MENGUAK KISAH NEGERI WANITA

Suku ini memang tidak mengenal R.A. Kartini, tapi dalam kesehariannya wanita sangat dihormati bahkan memiliki kekuasaan lebih ketimbang kaum pria. Inilah Suku Mosuo, negeri wanita di China dengan ragam kehidupan dan budayanya yang unik.
Negara Republik China memang memiliki banyak suku. Salah satu yang paling unik adalah Suku Mosuo. Suku ini dikatakan unik bukan hanya karena mereka masih tinggal di pedalamanan atau memiliki bahasa selain bahasa mandarin. Akan tetapi, budaya matriarchal yang mereka anut serta tidak mengenalnya ikatan suami istri membuat suku ini punya ciri tersendiri.
Suku Mosuo sendiri berdiam di sekitar Danau Lugu. Danau Lugu yang memiliki keindahan alami menjadi latar belakang kehidupannya yang romantis dan terbelakang di antara hingar bingar negara tirai bambu ini. 

Tertulis keunikan suku ini adalah mereka menjalin hubungan tanpa nikah bahkan sampai memiliki anak. Oleh sebab itulah, Danau Laugu juga dikenal sebagai Negeri Wanita.

Dulu, ketika negara China seakan menyianyiakan perempuan, dalam kehidupan Suku Mosuo justru perempuanlah yang memiliki peran tertinggi daripada kaum pria. Asas kehidupan ini masih dianut sampai sekarang. Sampai-sampai ketua adat dalam kaum ini adalah wanita. Meskipun begitu, kaum wanita tidak semerta-merta merendahkan pria Suku Mosuo.

Nah, kalau di Jakarta atau daerah lainnya pria yang mengatur keuangan dan kebutuhan sehari-harinya, di dalam suku ini wanita lah yang memegang kendali. Jadi sang suami hanya bertugas mencari ikan di danau. Ini bukan berarti pria dijajah wanita kan?

Tradisi kuno matriakhal yang dianut oleh Suku Mosuo ini ternyata banyak sekali menarik perhatian wisatawan asing. Terlebih, saat berkaitan dengan hubungan seks mereka. Ya, sangat menarik karena kaum wanita yang sudak akhil balik akan memiliki hak bebas memilih pasangan bahkan berganti-ganti pasangan seksual. Namun, sayang tradisi unik ini sering kali ternoda dengan perilaku wisatawan yang terkadang ingin mengambil kesempatan.

Jangan salah, di Mosuo memang tidak mengenal kata zinah, anak haram, dan seks bebas. Mereka hanya mengenal "Walking Marriage". Sang wanita yang sudah mempunyai kebesan memilih tinggal menunggu pria yang diinginkannya di kamar, kalau tidak cocok sang ratu bisa menolak. Anehnya, semua laki-laki yang mengalami penolakan tidak pernah merasa sakit hati. 


Keunikan Suku Mosuo yang sangat kuno ini cukup memiliki nama di tengah-tengah kehidupan modern. Mereka hanya ingin menghormati adat-istiadat yang sudah ada sejak dulu. Berkat perbedaan gaya hidupnya, pemerintah lokal berusaha menjaga dan mendukung semua kegiatan Mosuo.

Kini, keunikan budaya Mosuo banyak menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerahnya yang berada di perbatasan China dan Tibet. Selain budayanya yang unik, keindahan Danau Lugu juga menjadi alasan utama. Yah, semoga saja kedatangan para turis ke desa Suku Mosuo bukan untuk mencari kesenangan pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar